Seminar Nasional Grup Jawa Pos

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh memaparkan diskusi yang didampingi GM Riau Pos Zulmansyah.

Serahkan Piala Penghargaan

CEO Riau Pos Media Grup H Makmur SE Ak MM menyerahkan piala penghargaan zum-penghargaan.

Salam Pak Presiden

GM Riau Pos, Zulmansyah Sekedang bersalaman dengan Presiden RI Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono.

One World - One Drupa

Penulis di depan spanduk pameran percetakan terbesar di Jerman.

BERI SOUVENIR

GM Riau Pos, Zulmansyah Sekedang memberikan souvenir kepada Direktur Wi Go Indonesia, Duta Subagio saat kunjungan ke redaksi Riau Pos.

21 Desember 2008

Penuhi Undangan Meneg PDT dan PT Kondur


Jajaran Lembaga Liputan Riau Pos beserta seluruh reporter, berkunjung ke Kantor PT Kondur Petrolium di Jakarta. Kunjungan itu sebagai kunjungan balasan sekaligus memenuhi undangan perusahaan tersebut.


Kunjungan Lembaga Liputan Riau Pos yang dipimpin oleh Pemred Riau Pos Zulmansyah disambut hangat oleh petinggi PT Kondur seperti Heru Hardono, Communication and Land Matter Manager Argo Cahyo, dan External Relation Officer Bentu Korinci. Kedatangan balasan itu, disampaikan Heru sebagai ajang untuk menambah kedekatan perusahaan dengan media cetak terbesar di Riau.

‘’Kami sangat berterima kasih, Lembaga Liputan Riau Pos yang langsung dipimpin pak Zul merupakan kehormatan bagi kami. Mudah-mudahan ke depan hubungan kami dengan Riau Pos bisa lebih erat,’’ sampainya.

Zulmansyah menyambut positif komitmen dan keterbukaan perusahaan terhadap media. Menurutnya Riau Pos sebagai koran terbesar di Riau selalu berusaha memberikan pemberitaan yang berimbang dan lebih akomodatif, namun tetap mempertahankan indepedensi.

Malam harinya, jajaran Lembaga Liputan Riau Pos diundang untuk menghadiri jamuan makan malam oleh Meneg PDT Lukman Edi di kafe Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta. Suasana malam yang santai, menambah keakraban dengan menteri asal Riau ini. Menteri termuda di kabinet Susilo Bambang Yudhoyono ini nampak bersemangat saat berbincang dengan delegasi dari Riau Pos ini.(rpg Online)

24 November 2008

Stop Kekerasan terhadap Anak


Masih banyaknya terjadi kekerasan terhadap anak, termasuk di sekolah, Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kota Pekanbaru bekerjasama dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) membuat komitmen bersama untuk menghentikan bentuk-bentuk kekerasan terhadap anak didik. Ikut juga dalam komitmen tersebut, sekitar 150 kepala sekolah dan guru konseling SMP dan SMU se-Pekanbaru.

Komitmen tersebut tertuang dalam Seminar Penghentian Kekerasan terhadap Anak yang diikuti kepala sekolah dan guru konseling SMP dan SMU, Kamis (20/11) di ruang Aula Bappeda Kota Pekanbaru. Acara yang dibuka oleh Asisten II Kastalani Rahman tersebut, yang menjadi narasumber kunci, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kota Pekanbaru dr Ekmal Rusdy, Ketua PGRI Riau, Isjoni dan psikolog anak Aida Malikha SPsi. Menariknya, acara itu juga dihadiri Jeremy Thomas yang juga Caleg Partai Golkar untuk DPR RI Dapil Riau.

Ekmal menyampaikan bahwa kekerasan terhadap anak di sekolah masih terus terjadi, termasuk pemberangusan hak anak seperti penghilangan hak memperoleh pendidikan. KPAID sebut dia, sudah menangani beberapa kasus kekerasan terhadap anak di sekolah dan penghilangan hak pendidikan anak. ’’Pemahaman terhadap pentingnya perlindungan atas hak anak, sesuai dengan undang-undang harus dipahami oleh seluruh unsur, terutama sekolah dan para pendidik,’’ucapnya.

Ketua panitia kegiatan, Mardisna SE menambahkan, kejadian kekerasan dan penghilangan hak anak di sekolah semakin hari semakin marak. Guru sebagai ujung tombak, diharapkan katanya supaya bisa menghentikan kekerasan terhadap anak.

’’Kita berharap, guru bisa menghentikan bentuk-bentuk kekerasan terhadap anak. Seminar ini dimaksudkan untuk bersama-sama memahami hak-hak anak sebagaimana diatur di dalam UU maupun konvensi internasional,’’ucapnya.

KPAID Kota Pekanbaru sendiri tambahnya mencatat sebanyak 20 kasus kekerasan yang menimpa anak-anak selama kurun waktu satu tahun, mulai Agustus 2007 sampai Agustus 2008. Dari kekerasan atas anak ini, tindakan pencabulan dan kekerasan atau penganiayaan paling banyak dengan masing-masing delapan kasus. Setelah itu, ia sebutkan, ditangani sebanyak tiga kasus mengenai hak asuh anak,dua kasus melarikan anak dan tiga kasus penelantaran hak asuh anak.***

20 November 2008

Harapan kepada RZ-MM


Terbuka Atas Kritik
”Pekerja pers di Riau, bahkan wartawan di pentas nasional, sudah merasakan benar keterbukaan informasi seorang HM Rusli Zainal dalam satu dasawarsa terakhir. Apakah saat beliau menjadi Bupati Inderagiri Hilir, maupun saat menjabat Gubernur Riau 2003-2008. Begitu pun HR Mambang Mit, para pekerja pers juga sudah tahu dan merasakan keterbukaan informasi anak jati Riau ini, baik saat menjabat sebagai Sekko Batam maupun Sekprov Riau.


Buktinya, pukul 00.00 atau dini hari sekali pun, keduanya masih bersedia melayani konfirmasi berita dari pekerja pers. Ke depan kita berharap, keterbukaan informasi dari pasangan RZ-MM itu tetap terus dipertahankan. Lebih dari itu, keduanya di masa kepemimpinan 2008-2013, senantiasa kita harapkan juga terbuka dengan kritik-kritik konstruktif dari pers di daerah ini.”***

Lintang Si Anak Malang

Pendidikan dasar adalah wajib dan terbuka bagi semua anak-anak.
Konvensi Hak-hak Anak PBB, 20 November 1989

Namanya Lintang, murid kelas enam sekolah dasar. Ayah ada, ibu tiada. Anak kecil berkulit hitam yang telah piatu ini tak punya seragam sekolah yang layak, tak memiliki cukup buku pelajaran dan bahkan pergi ke sekolahnya dengan berkaki ayam. Tapi, Lintang tetap sangat bersemangat untuk bersekolah, tersebab ia punya cita-cita yang tinggi; tak ingin jadi kuli. Sama sekali ia tak peduli dengan kemiskinan yang mendera diri dan keluarganya.

Lintang memang seorang anak dari keluarga miskin. Ayahnya, hanya seorang nelayan, yang menggantungkan hidup dari lautan luas dan tak ada pekerjaan lain. Bila laut memberikan ikan-ikannya, maka Lintang, ayah dan tiga adik-adiknya bisa makan, bisa hidup. Tapi sebaliknya, bila laut tak memberikan rezeki apapun kepada sang ayah, maka Lintang pun hanya bisa menghibur adik-adiknya agar bersabar dan banyak berdoa untuk ayah mereka.

Meski hanya anak seorang nelayan miskin, Lintang diberikan Allah SWT anugerah otak yang topcer. Pada mata pelajaran berhitung misalnya, Lintang mampu menambah, mengali, membagi atau mengurangkan angka-angka, di luar kepalanya dan dalam waktu yang sangat cepat pula. Ketika cerdas-cermat antar-SD se-kecamatan, Lintang menjadikan sekolahnya, SD Muhammadiyah menjadi Juara 1, karena soal terakhir tentang berhitung dijawabnya dengan cepat dan benar.

Meraih prestasi Juara 1 Cerdas Cermat se-Kecamatan, membuat Lintang riang bukan kepalang. Ia pun ingin memperlihatkan piagam penghargaan yang diraihnya itu kepada ayahnya tercinta secepat-cepatnya. Dengan amat kencang, sepeda dikayuhnya saat pulang menuju rumah.

Tapi apalah daya, ketika sampai di rumah, hanya adik-adiknya yang menunggu. Sementara sang ayah, belum pulang melaut. Lintang pun menunggu, menunggu, di depan gubuknya yang reot. Sehari..., dua hari..., sampai lima hari, ayahnya tak juga pulang melaut. Saat memandang ke langit yang gelap, air mata Lintang meleleh. Ia sadar benar, ayahnya tercinta, tak akan pernah kembali lagi ke rumah. Ayahnya telah tiada karena laut telah menelannya.

Sepucuk surat pun, kemudian, dilayangkan Lintang kepada gurunya, Muslimah dan teman-temannya di SD Muhammadiyah. Isi suratnya singkat, ‘’Ayahku telah meninggal dan aku berhenti sekolah.’’

Begitulah akhir kisah Lintang. Yatim-piatu berotak topcer ini, yang memiliki semangat sekolah sungguh-sungguh luar biasa, berprestasi hebat dan bercita-cita tinggi, akhirnya memilih menyerah. Hidup yatim-piatu, kemiskinan yang mendera dan kewajibannya menghidupi adik-adiknya, memaksa Lintang harus meninggalkan mimpi-mimpinya dan mengambil keputusan pahit: putus sekolah!

Kisah Lintang yang malang itu, hanyalah penggalan film Laskar Pelangi, yang belakangan ini sedang ramai ditonton masyarakat Kota Pekanbaru. Meski hanya sebuah film, namun keadaan serupa, di alam nyata di Indonesia, termasuk di Riau, masih banyak terjadi.

”Universal Education’’
Hari ini, hampir dua dasawarsa yang lalu, tepatnya 20 November 1989, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyepakati Konvensi Internasional Hak-Hak Anak. Salah satu pasal dalam konvensi itu, yakni pasal 28, menegaskan bahwa ‘’Pendidikan dasar adalah wajib dan terbuka bagi semua anak-anak.’’ Pasal ini merupakan tindak lanjut dari pasal 26 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (HAM) PBB yang menyatakan ‘’Setiap orang berhak atas pendidikan. Pendidikan harus cuma-cuma, paling tidak pada tahap-tahap awal dan dasar...’’

Indonesia sebagai salah satu negara peserta konvensi dan tergabung dalam PBB menyatakan sepakat dengan ketentuan yang menegaskan ‘’Anak-anak wajib bersekolah’’ itu. Bahkan sejak 1984, Indonesia telah menggulirkan Program Wajib Belajar (Wajar, compulsory education), dari enam tahun, kemudian sembilan tahun untuk anak-anak di negeri ini. Program Wajar ini adalah program yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada anak-anak usia sekolah untuk menikmati pendidikan tanpa beban biaya apapun.

Pada beberapa daerah ‘surplus’ APBD, terutama kabupaten/kota yang kaya SDA di daerahnya, seperti Kabupaten Bengkalis, Program Wajar itu bahkan sudah sampai 12 tahun. Di negeri Terubuk itu, Wajar 12 Tahun telah diresmikan Bupati Bengkalis H Syamsurizal dengan 12 kali pemukulan gong pada saat peringatan Hari Pendidikan Nasional 2005 lalu.

Karena Program Wajar berimplikasi terhadap pembebasan biaya pendidikan sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah, maka dengan Wajar 12 Tahun itu, seluruh anak-anak yang berusia sampai 18 tahun di Kabupaten Bengkalis, diwajibkan bersekolah sampai tamat SMA. Bilamana ada yang tidak mampu membiayai seperti kisah Lintang yang malang dalam film Laskar Pelangi, maka Pemkab Bengkalis yang mengambil-alih tanggungjawab membiayainya.

Tentu saja, bukan hanya Kabupaten Bengkalis di Indonesia yang kini sudah menerapkan Program Wajar 12 Tahun itu. Sejumlah daerah, sebut saja Kabupaten Jembrana di Provinsi Bali, Kabupaten Kediri di Jawa Timur, Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta di DI Yogyakarta, Kota Samarinda di Kalimantan Timur, Kota Palangkaraya di Kalimantan Tengah, juga telah menerapkan Wajar 12 Tahun itu.

Kota Bantul di DI Jogjakarta adalah salah satu daerah yang patut ditiru karena kepeduliannya yang luar biasa terhadap pendidikan anak-anak di daerahnya. Sebelum menerapkan Wajar 12 Tahun pada 2005 lalu, Pemkab Bantul melakukan penelitian terhadap anak-anak yang lulus SMP di daerahnya, kemudian dibandingkan yang mendaftar di SMA-sederajat. Ternyata, dari 11.000 lebih lulusan SMP, hanya 9.500 kurang yang mendaftar di SMA. Selebihnya tidak bisa mendaftar atau putus sekolah dengan alasan terbesar tidak mempunyai biaya.

Berlatar belakang fakta inilah, kemudian Pemkab Bantul menerapkan Wajar 12 Tahun. Sejumlah program pun digulirkan untuk menyukseskan Wajar 12 Tahun itu, seperti program retrieval, beasiswa, community college, Paket C terhadap yang putus sekolah dan lain-lain.

Tentu saja kita bangga dan memberikan dua jempol untuk daerah-daerah yang concern dan peduli dengan pendidikan anak-anak, terutama pada daerah-daerah yang memberlakukan Wajar 12 Tahun, sekaligus menerapkan universal education (pendidikan dapat dinikmati semua anak) di daerahnya, termasuk untuk anak-anak dari keluarga miskin.

Pada daerah-daerah concern seperti itu—yang telah menerapkan compulsory education dan universal education sekaligus— pemerintahnya tentu telah membentang selangit harapan; Takkan ada anak-anak di negeri ini yang bernasib seperti Lintang si anak malang!

Zulmansyah,
wartawan, Ketua Pokja Sosialisasi dan Advokasi KPAID Riau.


Muhibah Sekolah KPAID dan Rtv


Dalam upaya menyosialisasikan Undang-Undang Perlindungan Anak ke kalangan pelajar Sekolah Menangah Atas (SMA) di Riau, Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Riau bekerja sama dengan Event Organizer Rtv baru-baru ini melakukan program muhibah ke beberapa SMA pilihan di Riau. Selain membuka cakrawala para pelajar tentang UU Perlindungan Anak, muhibah juga bertujuan untuk menanamkan kesadaran sejak dini tentang arti penting perlindungan anak.


"Ini merupakan salah satu cara kita untuk memperkenalkan Undang-undang No 23 tentang Perlindungan Anak ini kepada kalangan pelajar. Alhamdulillah dengan konsep menarik dan santai yang dikemas bersama oleh KPAID dan Rtv, pelaksanaan berlangsung sukses," ujar Ketua POKJA Sosialisasi KPAID, Zulmansyah Ssos.

Manajer Event Organizer Rtv Fithriady Syam menambahkan, Salah satu sekolah yang menjadi kunjungan Muhibah ini yaitu SMU Muhammadiyah Pekanbaru. Kira-kira sepekan yang lalu, kata Fitriady kunjungan muhibah itu dilakukan di SMU Muhammadiyah dengan sambutan yang meriah.

"Mereka sangat antusias menerima materi sosialisasi UU Perlindungan Anak yang dipaparkan kawan-kawan KPAID. Apalagi di sela-sela acara kita suguhi mereka dengan beberapa games edukasi berhadiah," paparnya.

Seperti apa suasana muhibah itu berlangsung? Saksikan penayangan rekamannya di Rtv, pukul 18.30 WIB Rabu petang ini.***

31 Agustus 2008

Malam Pak Chaidir


Cagubri drh Chaidir MM menyambangi kantor redaksi Riau Pos untuk sebuah silaturahmi Ramadan dan menyediakan waktu berbincang-bincang ringan dengan sejumlah awak redaksi yang bertugas malam itu.

Mengenakan baju batik merah muda mantan Ketua DPRD Riau selama dua periode ini hadir didampingi Ketua Tim Sukses CS Gotong Royong Rusli Ahmad dan Sekretaris DPW Bulan Bintang Riau H Muchtar. Ia disambut Pemred Riau Pos Zulmansyah, Kordinator Liputan Abdul Kadir Bey, dan para redaktur yang bertugas malam itu.

Lebih kurang selama satu setengah jam Chaidir melakukan dialog ringan. Sesekali tawanya yang renyah terdengar. Sedianya Chaidir bertandang ke Riau Pos pada Sabtu siang. Namun karena pada waktu itu jajaran redaksi sedang melangsungkan final futsal dan dilanjutkan mengikuti rapat di kantor PWI, maka kunjungan diganti pada malam harinya.

‘’Saya mengucapkan terima kasih karena telah sudi diterima malam-malam begini,’’ kata Chaidir membuka obrolan.

Kehadiran Chaidir tanpa kehadiran pasangannya Suryadi Khusaini (CS) ini tentunya menjadi satu kesempatan bagi wartawan Riau Pos yang hadir untuk bertanya. Bermula dari yang ringan-ringan hingga masalah politik Pilkada mutakhir.

Salah satunya menjawab pertanyaan Abdul Kadir Bey yang menanyakan ke mana arah politiknya setelah agenda Pilgubri. ‘’Mungkin saya akan jadi wartawan seperti kawan-kawan sekalian. Saya mau menulis atau membuat karya-karya intelektual lainnya,’’ jelas Chaidir yang disambut tawa hadirin. Kemungkinan ia akan membuat satu lembaga penelitian untuk menyalurkan hobinya itu.

Dikatakannya, sebagai orang politik ia sudah sudah mencapai puncak. Ia tidak tertarik untuk menjadi ‘’kutu loncat’’ atau bergabung ke partai lain untuk meneruskan karir politiknya. ‘’Dan saya yakin semua kawan-kawan politik saya sudah tahu tentang hal itu,’’ katanya.

Chaidir juga kembali menepis isu miring yang mengatakan dirinya sudah dibayar oleh salah seorang calon gubernur untuk memecah suara calon gubernur yang lainnya. ‘’Saya tegaskan tidak benar isu itu. Yang ada, Pak Thamsir pernah mengatakan saat kami ngobrol berdua untuk mendukung saya terus maju sebagai Cagubri. Rupanya Pak Thamsir suka saya temani dalam menghadapi Pilkada ini,’’ katanya sembari tertawa kecil.

Sementara itu Pemred Zulmansyah menanyakan apakah dirinya sudah menemui mantan Gubri Saleh Djasit pasca pembacaan vonis baru-baru ini. ‘’Saya belum sempat jumpa Pak Saleh. Insya Allah dalam waktu dekat saya akan ke Jakarta.***

30 Agustus 2008

Perlindungan Anak Dalam Islam


Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Riau mengajak Majelis Ulama Indonesia (MUI) Riau untuk membicarakan mengenai perlindungan anak dalam perspektif agama Islam. Pembicara ini akan tertuang dalam Dialog Interaktif selama satu jam di Riau televisi.

Demikian dikatakan Ketua Pokja Sosialisasi KPAID Riau Zulmansyah SSos, Zulmansyah mengungkapkan, dilakukannya perbincangan tersebut tidak lain untuk merumuskan komitmen bersama untuk semua pihak terhadap kepentingan perlindungan anak. "Dengan berbagai elemen masyarakat kita senantiasa menjalin kerjasama dalam rangka memberikan advokasi serta perlindungan anak. Terutama dengan kalangan agamawan, yang kita anggap sebagai salah satu unsur penting dalam mentransferkan ajran dan nilai agama dalam kehidupan masyarakat.

Menurutnya, direncanakan Ketua MUI Riau Prof Dr Mahdini, MA akan hadir langsung mewakili MUI Riau. Sedangkan KPAID sendiri akan diwakili lanngsung oleh Ketua KPAID Riau Dra Hj Rosnaniar, MSi. "Melalui dialog ini, kita harapkan tidak saja menimbulkan energi kolektif dalam mengatasi berbagai persoalan anak, namun juga membuka kesadaran semua pihak dalam bertanggung jawab secara agama dalam masalah perlindungan anak," terangnya.

Zulmansyah juga mengajak pertisipasi pemirsa dalam perbincangan siang ini. "Silakan sampaikan kontribusi pemikiran Anda kepada kami melalui dialog ini.***

29 Agustus 2008

Pengalaman Berbicara, PTPN V Juara


PTPN V FC sukses menjuarai Zoom Futsal Competition and Games 8-17 Agustus. Di partai final Ahad (17/8) petang kemarin Darwin Pandiangan dan kawan-kawan menghentikan perlawanan BPN FC 5-2 di Lapangan Zoom Futsal di Jalan Jendral Sudirman Pekanbaru. Kemenangan ini tidak terlepas dari kematangan dan pengalaman yang dimiliki pemain-pemain PTPN V seperti Aidil Desvi, Iwan Sunarya, Mahadi, Hasan Basri, dan Darwin Pandiangan.

Mental juara mereka sebenarnya sudah terlihat saat laga perempatfinal. Menghadapi Denpal Futsal (yang menyingkirkan tim tangguh Samsat Kota), sempat tertinggal 0-4, Mahadi dan kawan-kawan balik menang 9-4. Hal itu membuat PTPN V memiliki semangat berlipat untuk menjuarai Zoom Futsal CG. Tak heran bila tim kuda hitam Vanesha FC dilumat 9-2, dua jam sebelumnya di semifinal.

Di partai final, BPN yang begitu perkasa sejak penyisihan grup dan semifinal ditelan 5-2. Bahkan PTPN V sempat tertinggal 1-2, sebelum akhirnya mereka mampu menyamakan kedudukan 2-2 hinggga turun minum. Di babak kedua, pengalaman dan mental juara PTPN V sudah tidak tertahankan lagi. Tidak hanya mampu menambah gol, gawang Darwin juga tidak kebobolan. Adapun gol-gol PTPN V diciptakan Mahadi, Hasan Basri (2), Aidil Desvi dan Yudi.

Sementara gol BPN diceploskan Ali dan Ari. Bagi Ari, satu golnya itu kian memantapkan posisinya sebagai top skorer dengan 16 gol. Ari meninggalkan torehan gol striker Denpal, Sunaryo. Sebelum laga semifinal, kedua pemain ini sama-sama mencetak 12 gol. Hanya saja Sunaryo tidak punya kans lagi untuk menambah pundi-pundi gol karena timnya sudah tersingkir. Di semifinal kontra GAV FC, Ari membuat hattrick ketika membawa timnya menang 6-1. “Kami dapat perlawanan serius dari anak-anak muda BPN. Kami sempat cemas ketika skor imbang 2-2 di babak pertama. Namun kami bisa mengatasi itu. Mental juara di lapangan besar terbawa hingga ke futsal,” ujar Darwin gembira.

Dengan kemenangan ini PTPN V berhak atas medali emas dan piala tetap Mambang Mit serta uang pembinaan Rp6 juta. Sementara BPN tetap gembira dengan posisi runner-up, selain mendapatkan medali perak dan piala juga mendapatkan uang pembinaan sebesar Rp4 juta. Bahkan dua pemain BPN merebut penghargaan individu, Ari sebagai top skorer dan Takas yang terpilih sebagai The Best Keeper. Takas yang jatuh bangun menyelamatkan gawangnya dari ancaman pemain-pemain PTPN V, terpilih karena selain penampilan memikatnya dengan penyemalatan yang brilian, dia juga menjadi pemain yang paling minim kebobolan, 13 gol.

Sebelum partai final digelar, pemain PTPN V dan BPN berkesempatan untuk mengikuti games penalti jitu tanpa kiper untuk mendapatkan handphone esia dan hadiah utama Rp25 juta. Setiap pemain mendapat satu kesempatan untuk melakukan tendangan. Setiap tendangan yang masuk mendapatkan satu handphone dan bonus satu tendangan lagi. Namun dari 20 penendang (10 PTPN V dan 10 pemain BPN), hanya kiper BPN, Takas yang mampu menyarangkan bola ke dalam lubang yang sempit. Sayangnya, Takas hanya mampu mendapatkan satu handphone, karena tendangan bonus untuk mendapatkan uang Rp2,5 juta gagal ia sarangkan.

Sementara di perebutan juara tiga GAV menang tipis 4-3 atas Vanesha. Gol-gol GAV dicetak Fauzan, Mukhlis (2) dan Rio. Sedangkan gol Vanesha dibukukan Riko (2) dan Basten. GAV berhak atas medali perunggu, piala tetap dan uang pembinaan Rp2 juta. Sementara Vanesha tidak perlu kecewa, karena mereka bisa membawa pulang uang pembinaan sebesar Rp1 juta.***

15 Agustus 2008

Lega Minas Tersingkir


Lega Minas tersingkir dari perebutan tempat ke babak 16 besar Turnamen Zoom Futsal, setelah digasak Djarum A 7-1. Dengan hasil tersebut Lega Minas harus menjadi juru kunci Grup G, karena sebelumnya mereka dinyatakan kalah WO 0-5 dari Sparrow FC.

Gol kemenangan Djarum pada laga malam tadi dicetak Juni dua gol, hat-trick Argik, dan Jabo. Sedangkan gol semata wayang Lega Minas dihasilkan oleh Charis.

Laga kedua di Grup H, RS Nusa Lima berhasil mengalahkan Riau Mandiri FC 7-4. Di mana gol RS Nusa Lima dihasilkan melalui Asral Pasaribu dua gol, Ali Amri tiga gol dan Syaiful dua gol. Sementara gol Riau Mandiri FC dilesakkan melalui Harmoko, A Fadhali, Devi Surindra dan Marto.

Pada laga ini, RS Nusa Lima terlihat menguasai lapangan, dengan banyaknya tendangan yang mengarah ke gawang Riau Mandiri. Namun, karena kecemerlangan kiper Riau Mandiri akhirnya gol tak terjadi. Dengan kemenangan tersebut membuka peluang RS Busa Lima untuk lolos ke babak selanjutnya. Karena pada turnamen ini runner-up terbaik akan lolos ke babak perempatfinal mendampingi 12 tim yang menjadi juara di masing-masing grup.

Turnamen yang digelar sepekan tersebut, semakin hari dipenuhi penonton. Bahkan tempat duduk yang ada nyaris tak ada lagi, sehingga penonton terpaksa harus berdiri untuk menyaksikan tim kesayangannya berlaga.

‘’Saya senang dengan turnamen ini, karena futsal kan merupakan olahraga yang baru digalakkan Riau, sehingga dengan adanya turnamen ini membuat kita bisa terhibur dibuatnya,’’ yang dilansir http://zulmansyah.blogspot.com

Dalam pada itu, tim BTN terlalu tangguh bagi Wartawan Olahraga Riau (WOR). Tampil di partai ketiga malam tadi, WOR tidak bisa berbuat banyak dan menyerah 2-6. Enam gol BTN yang bersarang ke gawang WOR masing-masing diciptakan Redo (empat gol), Indra, dan Rian. Sementara gol WOR dicetak Paramasdino dan Gunawan.

Kemenangan tersebut membuka peluang BTN untuk lolos ke putaran 16 besar. Dengan tambahan tiga poin malam tadi, kini BTN mengantongi nilai empat. Sebelumnya, BTN bermain imbang 3-3 dengan Phoenix. Hanya saja, BTN harus menunggu. Sebab Phoenix juga masih berpeluang, dengan catatan bisa mengalahkan WOR minimal selisih lima gol.***

Samsat Lolos 16 Besar


Samsat Kota Pekanbaru menjadi tim pertama yang lolos ke babak 16 besar Turnamen Zoom Futsal, setelah kembali meraih kemenangan telak 8-4 dari Kaskus R3 di Lapangan Zoom Futsal, Jalan Jenderal Sudirman, Senin (11/8). Hasil ini membuat Ostin dkk tak tergoyahkan di puncak klasemen Grup B. Karena pada laga perdana, mereka pun menang dari Sekwan A 7-3.

Gol kemenangan Denpal dihasilkan melalui Naldi dua gol, Sunaryo (3 gol), Syahrul dan Nico masing-masing satu gol. Sedangkan di kubu Sekwan, gol dilesakkan oleh Taman, Yupi fan Hepriyanto.

Pada laga lainnya Sekwan B harus angkat koper setelah kembali kalah setelah digasak Denpal 3-7. Karena pada laga pertama mereka juga kalah, sehingga membuat mereka tak memiliki kesempatan untuk lolos ke
babak selanjutnya.

Sedangkan di partai keempat, Babussalam ditundukkan K3 Club Futsal 1-4. Gol K3 R dicetak oleh David, Adi dua gol dan Nanda, sedangkan gol semata wayang Babussalam dibuat oleh Warman.

Sementara partai paling seru dilakoni PTPN V ketika ditahan GAV 4-4. Di mana PTPN V yang diperkuat eks pemain PSPS tersebut melawan anak-anak muda. Akibatnya, kejar-kejar gol pun tak terelakkan. Yudi dkk baru bisa menyamakan skor di menit akhir pertandingan. Malahan partai yang ditonton ratusan orang ini pada babak pertama PTPN V tertinggal 1-2. Dari kehatian-hatian dua tim tersebut akhirnya mereka berbagi angka. Di mana gol PTPN V dilesakkan melalui Yudi, Aidil Desfi dua gol, Hasan, sedangkan GAV dicetak melalui hattrick Rio dan satu gol Fauzan.

Di pertandingan selanjutnya, tuan rumah Zoom Futsal berhasil mengalahkan Mama Futsal 1-.7. Partai yang tak imbang tersebut berlangsung kurang menarik, karena kurangnya tekanan yang dilakukan oleh Mama Futsal. Pada laga tersebut kemenangan zoom Futsal dicetak oleh Tri dua gol, Ricky, Lenong Roses, Binta dan Nardi. Sedangkan gol Mama Futsal dihasilkan melalui tendangan Morris.***

13 Agustus 2008

36 Tim Siap Tarung


Sebanyak 36 tim akhirnya resmi menjadi peserta Zoom Futsal Competition and Games (Zoom Futsal CG) sudah dimulai Jumat (8/8) kemaren sampai (17/8) mendatang. Turnamen berhadiah total 88,8 juta ini dihelat dalam rangka Grand Opening Zoom Futsal sekaligus memeriahkan HUT RI ke-63.

Kemarin sebanyak 31 perwakilan tim hadir dalam technical meeting yang dilaksanakan di Rumah Makan Riau Kuring Jalan Jendral Sudirman Pekanbaru. Hanya perwakilan dari tim Riau Pos FC, Wartawan Olahraga Riau, Grand Zuri FC, Nusantara Lima dan Mie Ayam Kota Senayan FC yang tidak hadir. Meski begitu technical meeting berjalan lancar dan semua tim bersedia mematuhi peraturan khusus yang ditetapkan panitia. Dalam technical meeting kemarin, Ketua Panitia Zulmansyah Sekedang membacakan peraturan khusus poin per poin. Tak jarang bila perwakilan tim sekali-kali mengernyitkan kening karena ini adalah sesuatu yang baru, berbeda dengan iven-iven futsal yang pernah ada. Peraturan turnamen ini sangat ketat yang mengacu kepada turnamen futsal Eropa Timur yang mengedepankan kedisiplinan dan fair play. Tidak hanya manajer, pemain dan juga suporter dituntut untuk bersikap fair, menghormati wasit, panitia dan juga tim lawan.

“Terus terang, peraturan turnamen ini sangat ketat. Dan panitia tidak segan-segan mengambil tindakan jika ada tim yang mencoba melanggar. Jika ada tim yang merasa keberatan, silahkan mengundurkan diri dari sekarang,” ujar Zulmansyah.

Peraturan khusus ini selain ketat juga sangat memperhatikan kerapian. Seorang manajer misalnya, ia dituntut untuk berpenampilan rapi, harus memakai kemeja berkerah lengan panjang atau pendek tanpa motif, celana kain, memakai dasi dan memakai sepatu fantovel atau sepatu kulit.

“Saya pikir ini adalah sebuah langkah maju. Meski di satu sisi ada sedikit perbedaan dengan peraturan futsal secara umum, tapi itu tidaklah sakral,” ujar Abdul Muthalib, perwakilan wasit.

Seusai pembacaan peraturan khusus yang disetujui semua tim yang hadir langsung dilakukan drawing. 31 perwakilan tim yang hadir satu per satu maju mencabut nomor undian, di grup mana mereka akan berada. 36 tim tersebut dibagi ke dalam 12 grup, di mana setiap grup diisi tiga tim yang akan saling berhadapan. Para juara grup otomatis langsung ke babak 16 besar, sementara empat tiket tersisa menjadi milik empat runner-up terbaik. Hari ini akan digelar dua pertandingan. RRiau Pos Online yang tergabung di Grup A akan membuka turnamen menghadapi Sekwan DPRD Riau B yang di menangkan Tim Riau Pos Online, sementara di partai kedua Sekwan DPRD A akan saling unjuk kekuatan dengan tim Samsat Kota Pekanbaru.

“Pertandingan dilangsungkan petang dan malam hari. Setiap laga pembukanya diperdengarkan lagu Indonesia Raya untuk memompa semangat tanding para pemain,” ujar Zulmansyah.***

Pekanbaru ke Final Rida Cup 2008


Tim Divisi Regional (Divre) Pekanbaru berhasil maju ke final Turnamen Sepakbola Rida Cup 2008, setelah menyingkirkan tuan rumah Divre Medan 2-0 (0-0) di Stadion Kebun Bunga, Medan, Sabtu (2/7). Kemenangan ini mengantarkan tim yang dimanejeri Zulmansyah tersebut akan menantang Divre Padang di final yang dalam pertandingan sebelumnya menang 2-1 atas Divre Batam.

Keberhasilan ini juga membuat peluang untuk mempertahankan gelar yang tahun lalu diperoleh di Pekanbaru, tinggal selangkah lagi. Tahun lalu, Divre Pekanbaru meraih gelar perdana setelah di final mengalahkan Divre Batam 2-1 setelah sebelumnya menang adu penalti atas Divre Padang. Maka final kali ini akan menjadi pertemuan kedua bagi kedua tim, dan jauh-jauh hari Divre Padang sudah menunggu pertemuan ini.

‘’’Terima kasih atas kemenangan ini, semoga keinginan kita untuk mempertahankan gelar akan terwujud,’’ kata Zulmansyah seusai pertandingan dan langsung memberikan bonus Rp1 juta kepada tim.

Kepala Divre Pekanbaru, Makmur SE Ak juga tak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Menurutnya, mengalahkan tuan rumah merupakan kebanggaan tersendiri karena kekuatan Medan tahun ini lebih baik dari tahun lalu. ‘’Para pemain bermain bagus dan kita berharap di final hari ini akan lebih baik lagi karena tim yang kita hadapai di final ternyata kekuatannya jauh lebih baik dari tahun lalu,’’ jelas Makmur.

Bermain dengan kekuatan terbaik, Pekanbaru mendominasi permainan sejak awal pertandingan. Tim yang ditangani trio Deni Adrian (merangkap pemain), Hary B Kori’un dan Rindu Lingga ini bermain spartan sejak awal hingga akhir pertandingan. Trio lini tengah yang diisi oleh Andi, Guntur dan Jefri bermain baik mengalirkan bola dan mengunci permainan Medan yang dimotori oleh Salam. Deni Adrian yang dipasang dengan Raja Isyam di depan, berkali-kali mengancam jala lawan. Tetapi di lini belakang, trio pertahanan yang dikawal oleh Yudi Waldi, Okta dan Sunarto sedikit grogi sehingga beberapa kali penyerang Medan mengancam jala Supriadi.

Setelah sekian kali membuang peluang melalui Guntur dan Andi, akhirnya Deni berhasil membuka kemenangan setelah mendapatkan umpan matang dari Surwandi dari sayap kiri. Bola krosing menyisir tanah Surwandi berhasil diselesaikan dengan baik oleh Deni pada menit ke-26. Dari jarak satu meter tendangannya menembus jala Medan.

Unggul 1-0, anak-anak Pekanbaru tidak mengendorkan serangan. Di menit ke-28 Guntur yang tinggal berhadapan dengan kiper, gagal menghasilkan gol, begitu juga dengan Sunardi maupun Andi. Namun akhirnya Deni kembali membobol jala Medan pada menit ke-36 setelah mendapatkan umpan dari Guntur. Dengan kecepatan tinggi Deni mendahului bek lawan dan kiper Medan yang berusaha menyonsong bola.

Di babak kedua, Pekanbaru terus melakukan serangan dan tak memberikan kesempatan kepada tuan rumah untuk keluar menyerang. Berkali-kali Sunardi, Deni, Guntur, Andi, maupun Ali yang masuk menggantikan Raja Isyam membombardir jala Medan, tetapi gol tambahan yang ditunggu tak kunjung datang.

‘’Tapi kita puas. Permainan kita seperti yang kita buat saat latihan memang benar-benar muncul di lapangan. Semoga lawan Padang para pemain bermain tetap menjaga konsentrasi,’’ jelas Deni Adrian yang diamini oleh Hary dan Rindu.

Padang sendiri melalui manajernya, Jayusdi Effendi, sesumbar akan mengalahkan Pekanbaru di final dan membawa piala bergilir Rida Cup ke Padang. ‘’Kami akan balas dendam dan mengalahkan Pekanbaru. Kekalahan tahun lalu sangat menyakitkan dan kali ini tak ada cerita kami kalah lagi,’’ kata Jayusdi.***

Waspadai Pemicu Konflik Pilkada Sengketa, 179 Pilkada


Laporan ZULMANSYAH, Jakarta zulmansyah@riaupos.co.
Dari pengalaman beberapa kali Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), maka didapat beberapa hal yang disinyalir menjadi pemicu konflik. Dikatakan Menteri Dalam Negeri, H Mardiyanto, semenjak Juni 2005 sampai Maret 2008 sudah dilaksanakan di 349 daerah. Sebanyak 179 Pilkada di antaranya terjadi sengketa.


‘’Berdasarkan pemantauaan yang dilakukan Depdagri, ada empat faktor pemicu timbulnya permasalahan dan sengketa Pilkada di lapangan,’’ jelas mantan Gubernur Jawa Tengah itu.

Hal itu dikatakannya saat bertatap muka dengan pimpinan redaksi Jawa Pos Grup se-Indonesia di Hotel Ciputra Jakarta, awal pekan lalu. Dia meminta daerah mewaspadainya.

Adapun keempat faktor tersebut adalah, pertama, penetapan data pemilih yang tidak cermat atau tidak lengkap serta kontrol dan partisipasi masyarakat kurang intensif. Kedua, permasalahan pencalonan, seperti persyaratan calon yang tidak lengkap (ijazah palsu/tidak punya ijazah) dan atau konflik internal partai politik dalam pengusulan pasangan calon.

Ketiga, KPUD tertentu yang cenderung tidak transparan, tidak independen dan memperlakukan pasangan-pasangan calon tidak adil dan tidak setara dan keempat, sengketa dalam kampanye, pemungutan suara, penghitungan suara dan seterusnya, seperti dugaan money politics.

‘’Namun secara umum, Pilkada di 349 daerah tersebut berjalan tertib dan lancar sampai kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih dilantik,’’ katanya, seraya menjelaskan seluruh sengketa Pilkada itu diselesaikan melalui proses hukum di Pengadilan Tinggi (PT) dan Mahkamah Agung (MA).

Mardiyanto menyebutkan di tahun 2008 ini akan dilaksanakan 160 Pilkada di Indonesia, yang terdiri dari 13 Pilkada gubernur/wakil gubernur, 112 Pilkada bupati/wakil bupati, serta 35 pilkada walikota/wakil walikota. Di antara Pilkada gubernur/wakil gubernur itu adalah Pilkada di Riau, Sumatera Utara dan Lampung.***

"Fight" Jadi Capres


Mantan Mensesneg Yusril Ihza Mahendra menanam pohon di kompleks Gedung Riau Pos usai berdialog dengan manajemen Riau Pos, Sabtu (16/2/2008). Maju menjadi calon presiden RI (Capres) RI pada Pemilu 2009 sepertinya sudah harga mati bagi Prof Dr Yusril Ihza Mahendra.


‘’Kita fight saja,’’ ujar mantan Mensesneg itu saat bersilaturahmi di redaksi Riau Pos, Sabtu (16/2). Kehadiran Yusril di Pekanbaru dalam rangka memberikan taushiyah bersempena Silaturahmi Ulama se-Riau yang dilaksanakan PBB Riau.

Untuk fight menjadi Capres, kata suami Rika Tolentino Kato itu, tim suksesnya, termasuk Partai Bulan Bintang (PBB) senantisa memanfaatkan semua potensi termasuk membangun opini dan memperluas jaringan dalam rangka mendukung dirinya menjadi Capres di Pemilu 2009.

Salah satu potensi yang akan digalang Yusril bersama timnya adalah kalangan konstituen Islam dan dari luar Jawa. Bila ini sukses, Ketua Dewan Syura PBB ini optimis dapat meraih posisi presiden 2009 mendatang.

Diakui Yusril, dengan pengalaman tiga kali menjadi menteri dan berada dalam lingkaran istana sejak masa Soeharto, secara pribadi ia siap memimpin Indonesia. Karena itu pula, ia tak mungkin lagi mau dicalonkan menjadi menteri.

Soal dukungan PBB, diakuinya perolehan suara partai berlambang bulan dan bintang dalam lingkaran hijau itu masih kecil. ‘’PBB akan all out untuk bisa maju (mengusung capres, red) sendiri. Kalau tidak tentu akan berkoalisi,’’ ujarnya.***

Danlanud Membuka Diri untuk Media


Danlanud Pekanbaru, Kolonel (Pnb) Dody Trisunu, Selasa (12/2) tadi malam berkunjung ke Redaksi Riau Pos. Kunjungan pertamanya ke harian terbesar di Sumatera itu adalah untuk menjalin kerja sama dalam pemberitaan yang berkaitan dengan Lanud Pekanbaru.


Kedatangan Danlanud ini disambut Pemimpin Umum Riau Pos H Sutrianto, Pemred, Zulmansyah Sekedang, Wapemred Raja Isyam Azwar dan Koordinator Liputan (KL) Abdul Kadir Bey. Dalam kesempatan itu, Danlanud berdialog singkat dengan Pimpinan Umum, dan jajaran redaksi Riau Pos.

‘’Kami selalu membuka diri dengan media, terutama harian Riau Pos. Hubungan seperti ini perlu kita jalin terus agar tidak terjadi miskomunikasi nantinya, terutama yang menyangkut dengan pemberitaan Lanud Pekanbaru. Bila ada menemukan kesulitan, mohon diinformasikan kepada kami, karena kami dari dulu memang tidak pernah menutup diri dengan teman-teman dari media,’’ ujar Danlanud.

Namun Dody mengharapkan bila ada konfirmasi pemberitaan sebaiknya langsung dengan yang berwenang dan tidak mengutip langsung dari personilnya yang memang tidak memiliki wewenang untuk mengeluarkan statemen.

‘’Di Lanud yang berhak mengeluarkan statemen adalah komandan atau Kapentak yang memang mendapat wewenang memberikan statemen untuk kawan-kawan wartawan. Bila selama ini ada personil kami yang mempersulit rekan-rekan wartawan dalam mengumpulkan berita, mohon langsung diinformasikan ke saya,” tegasnya.

Suratkabar Tanpa Inovasi, Siap-siap Ditinggal Pembaca

Eksistensi suratkabar dewasa ini banyak menghadapi banyak tantangan dan terancam ditinggalkan oleh pembacanya. Karena itu diperlukan strategi agar suratkabar dapat terus berkembang dan dijadikan refrerensi oleh masyarakat.


“Kalau media cetak tidak pandai-pandai menyikapi situasi seperti ini, maka siap-siap saja media cetak itu akan ditinggalkan oleh pembacanya. Apalagi dengan persaingan media elektronik yang lebih cepat menerbitkan berita, bila tidak ada inovasi maka media cetak suratkabar misalnya akan ditinggalkan oleh pembacanya,’’ papar Wakil Direktur Jawa Pos Azrul Ananda pada Lokakarya Marketing Jurnalism Riau Pos Group Divisi Regional Pekanbaru, Senin (11/2) di Hotel Furaya, Pekanbaru. Kegiatan ini diikuti oleh pemred, wapemred, redaktur pelaksana (redpel) dan redaktur di Divisi Regional (Divre) Pekanbaru di antaranya Kepala Divisi Regional Pekanbaru H Makmur SEAk MM, Pemred Riau Pos Zulmansyah, Pemred Pekanbaru Pos Amzar, Pemred Pekanbaru MX Herianto, Pemred Dumai Pos Erianto Hadi, Manajer Pemasaran Riau Pos Yurmalis Khatib.

Menurut mantan Pemred Jawa Pos ini, suratkabar dari segi media sudah termasuk kuno. Ada beberapa hal yang mengancam eksistensi suratkabar yakni waktu pemberitaan, harga suratkabar dan SDM yang bekerja di suratkabar.

Ancaman yang paling gawat adalah waktu penerbitan yang berpengaruh terhadap minat masyarakat membaca pemberitaan yang diberitakan oleh suratkabar.

“Itu salah satu tantangan, tapi bisa diakali dengan memberitakan yang lebih komplit dari berita yang disiarkan di media elektronik. Berita yang terbit di suratkabar harus diperkuat dengan analisis. Bila itu dilakukan oleh penerbit suratkabar, maka suratkabar tetap dibaca dan diminati oleh masyarakat,’’ jelasnya.

Menyikapi itu, mantan Azrul membagi tiga pilar yang menjadi penentu eksistensi suratkabar. Pertama, distribusi (pemasaran) dengan customer adalah pembeli. Distribusi ini memiliki peranan penting dalam maju tidaknya sebuah suratkabar. Kedua, iklan dengan custumer pemasang iklan. Ketiga, yang tak kalah pentingnya adalah redaksi dengan customernya adalah pembaca.

“Ketiga pilar ini harus sejalan, agar suratkabar bisa tetap eksis dan kuat. Mereka saling berbeda tetapi harus sejalan,’’ tambahnya.***

Yakin Menang, Terus Kirim Kupon

Keyakinan akan menang diiringi dengan usaha terus menerus mengirimkan kupon Borong Habiz, ternyata membuahkan hasil nyata. Keluarga Supriyono dan keluarga H Irianto akhirnya terpilih menjadi pemenang program Borong Habiz periode ke-22.


Kepada kedua keluarga diberikan hak untuk belanja sepuasnya dan gratis di Hypermart Mal SKA Pekanbaru. Mereka akan diberikan uang masing-masing senilai Rp750 ribu. Program ini merupakan kerja sama Riau Pos dengan Hypermat Mal SKA Pekanbaru, Yamaha, dan Coca Cola.

Nama keduanya muncul setelah dilakukan penarikan kupon di gedung Riau Pos, Panam, Kamis (7/2). Pencabutan undian langsung Pemimpin Redaksi Riau Pos, Zulmansyah didampingi koordinator Borong Habiz, Indra Cahya.

Dari penuturan Supriyono saat dihubungi Riau Pos kemarin, mulai dari periode pertama keluarga yang bertempat tinggal di Perumahan Mutra Lestari Blok B 7 ini sudah mengirimkan kupon. Saking niatnya untuk menang, Supriyono meminta kupon dari kerabatnya.

‘’Istri saya tidak pernah percaya kami sekeluarga akan menang. Tapi saya terus saja mengirimkan kupon, tanpa mempedulikan apa kata istri. Allhamdulillah, kami bisa menang,’’ ujar Supriyanto dengan nada gembira.

Supriyono menambahkan, berkat kerja keras dan kepercayaan bisa menanglah keluarganya bisa menang. ‘’Jadi jangan pernah menyerahlah. Kirimkan saja kupon sebanyaknya biar bisa menang seperti kami,’’ sarannya.***

Tiga Bocah Beruntung

Hari Ulang Tahun (HUT) ke-17 Riau Pos, yang dilangsungkan Ahad (20/1) diikuti lebih 5.000 peserta. Dalam sepeda santai itu, tiga bocah mendapat rezeki nomplok, dua meraih doorprize sepeda motor dan seorang mendapatkan hadiah televisi berwarna 29 inci langsung dari Gubernur Riau HM Rusli Zainal.


Semula target peserta hanya 2.500 orang saja. Namun di luar dugaan membludak hingga lebih dua kali lipat. ‘’Kami senang ikut sepeda santai Riau Pos. Selain menyehatkan, hadiahnya juga banyak. Sering-sering maunya seperti ini,’’ ungkap Fadil, warga Marpoyan Damai, salah seorang peserta.

Sedangkan Gubri HM Rusli Zainal yang didaulat melepas start peserta sepeda santai, malah ikut bersepeda bersama ribuan peserta lainnya. Bahkan, sejak start dari Jalan Seokarno-Hatta depan Mal SKA sampai akhirnya kembali finish di tempat yang sama, Gubri yang berkayuh ditemani Direktur Riau Pos H Makmur dan H Sutrianto, terlihat penuh semangat.

‘’Kegiatan seperti ini perlu dikembangluaskan karena banyak sekali hal positif yang bisa diambil. Kita butuh rasa kebersamaan dalam membangun Riau ini dan melalui olah raga bersepeda ini diharapkan pula membangun solidaritas dan kekuatan bagi diri dan masyarakat,’’ katanya saat memberikan sambutan.

Pada kesempatan itu, selain Direktur H Makmur, Pimpinan Umum Sutrianto, turut juga hadir Pimpinan Redaksi Zulmansyah Sekedang, Wapimred Raja Isyam Azwar dan Syamsul Bahri Samin, Manager Pemasaran Yurmalis Khatib serta jajaran manager dari Riau Pos Grup.***

Pekanbaru Patut Jadi Kota Layak Anak

KETUA Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Provinsi Riau, Hj Dra Rosnaniar menilai Pekanbaru patut menjadi Kota Layak Anak.Langkah ini untuk menciptakan sistem yang bisa melindungi dan memenuhi semua hak anak-anak Indonesia.


‘’Kota Pekanbaru patut menjadi Kota Layak Anak di mana hak-hak anak akan dipenuhi. Pantauan kami, banyak anak tidak memiliki Akta Kelahiran disebabkan merasa tidak penting dan sebagian lagi sulit mengurusnya dengan berbagai persyaratan rumit dan ada oknum pegawai yang memberatkan dengan sejumlah biaya,’’ ucap Rosnaniar, Selasa (19/2).

Kemarin, KPAID Riau memberikan 438 Akta Kelahiran secaragratis kepada anak-anak di Lokalisasi Teleju, Kelurahan Rejosari, Tanayan Raya.

Rosnaniar menyebutkan, akta kelahiran sangat penting untuk menunjang masa depan sang anak karena diperlukan pada untuk memasuki SMP dan SMA nantinya termasuk urusan-urusan lainnya. Kata dia, dipilihnya Lokalisasi Teleju karena selama ini warga di sana kesulitan mengurus Akta Kelahiran.

Salah seorang anak penerima Akta Kelahiran, Irsya, masih dengan memakai pakaian seragam sekolah dasarnya putih merah terlihat lebih banyak tertawa saat menerima akta tersebut. Tampak sekali ia tidak mengerti apa gunanya kertas selembar yang diberikan les berwarna keemasan tersebut. Ia mungkin tertawa senang karena surat selembar tersebut langsung diterimanya dari Wali Kota Pekanbaru, Drs H Herman Abdullah MM.

‘’Ya tidak tahu untuk apa. Akta kelahiran kan? Tanda kelahiranlah, ada tanggal lahir dan namanya. Senang memang. Tidak tahu untuk apa gunanya,’’ katanya saat ditanya Riau Pos. Hadir pada kesempatan acara tersebut, pengurus KPAID Provinsi Riau, di antaranya Nurhasyim, Zulmansyah, pengurus KPAID Kota Pekanbaru, dr Ekmal Rusdy, Jakiman SPd dan lainnya. Disamping itu juga hadir Wali Kota Pekanbaru, Drs H Herman Abdullah MM yang menyerahkan secara simbolis akta kelahiran, Kepala Distarduk Kota Pekanbaru, HM Dorman Johan, Kadis Sosial dan Pemakaman, Hj Husnimar Abdullah, Camat Tenayan Raya Daryuzar dan lainnya. ***

09 Mei 2008

''Bagaimana Ya, Kalau Mau Masuk Koran?''

Dari Acara Pendidikan Politik untuk Perempuan Pedesaan
Selama dua hari berturut-turut, Selasa-Rabu (7-8/5), lebih 100 orang kaum perempuan dari berbagai kecamatan di Kabupaten Pelalawan mengikuti Pendidikan Politik untuk Perempuan Pedesaan di Hotel Meranti, Pangkalankerinci. Dalam acara ini mereka diberi pembekalan soal politik, karena selama ini kaum perempuan merasa ditinggalkan oleh kaum laki-laki. Laporan Idris Ali, Pangkalan Kerinci idris-ali@riaupos.co.id

Alamat e-mail ini dilindungi dari spambot, anda harus memampukan JavaScript untuk melihatnya SALAH seorang narasumber dari acara yang diselenggarakan kerja sama ISDP-BPPM Riau tersebut adalah Zulmansyah Sekedang, Pemimpin Redaksi Riau Pos yang membawakan materi bertajuk ‘Kaum Perempuan, Bangkitlah!’.

Menurut Zulmansyah, saat ini kesempatan kaum perempuan di Indonesia, termasuk di Riau dan Pelalawan, untuk menjadi anggota legislatif lebih terbuka. Ini setelah diberlakukannya UU Pemilu dan UU Partai Politik yang mengamanatkan kuota sekurang-kurangnya 30 persen untuk kaum perempuan.

‘’Sayangnya, meski kesempatan sudah terbuka, masih banyak kaum perempuan yang belum memanfaatkan kesempatan ini. Ada yang tidak tahu, ada juga yang tidak mau,’’ jelas Zulmansyah. Bagi kaum perempuan yang tahu dan mau, lanjut Wakil Ketua KNPI Riau ini, ternyata juga tidak mudah berkompetisi dengan kaum lelaki. Salah satu sebabnya, kaum perempuan tersebut belum begitu populer dan dikenal oleh masyarakat luas.

Untuk dapat dikenal luas, lanjut Zulmansyah, dapat dilakukan dengan pencitraan diri melalui media massa. ‘’Dalam pentas politik Indonesia, pencitraan itu sangat penting. Salah satunya, ya melalui media massa,’’ jelas Zulmansyah. Beberapa peserta tampak antusias dengan ‘strategi’ pencitraan itu. ‘’Bagaimana ya, kalau mau masuk koran?’’ ungkap salah seorang peserta bertanya. Menurut Zulmansyah, tampil di media massa untuk pencitraan tidaklah sulit. Konsep media adalah mewartakan fakta dan peristiwa yang ada. Karena itu, kepada siapapun yang ingin masuk koran harus membuat fakta dan peristiwa.

‘’Ibu-ibu membuat sunatan massal saja sudah cukup fakta dan peristiwanya agar ibu-ibu bisa masuk koran. Apalagi kalau ibu-ibu berani demonstrasi memprotes kenaikan BBM misalnya, itu bisa menjadi berita besar bagi koran,’’ jelas Zulmansyah. Pencitraan itu, tegas Zulmansyah, tujuannya tentu untuk hal yang baik. ‘’Makanya ibu-ibu harus membuat kegiatan yang baik-baik, dan sedapat mungkin bermanfaat bagi orang banyak. Insya Allah, kalau itu dilakukan, pencitraan ibu-ibu di tengah masyarakat juga sangat baik,’’ ujar Zulmansyah.***

02 April 2008

”Media Kurang Berpihak pada Pemberitaan Perempuan?”

Sejumlah media massa yang terbit di Provinsi Riau, dinilai kurang memberikan tempat untuk pemberitaan kegiatan perempuan. Tak hanya itu, media juga tidak berpihak untuk mengangkat sosok perempuan berkualitas . Akibatnya keberhasilan perempuan kurang terpublikasi dengan baik.


‘’Kami merasa cukup prihatin dengan keberpihakan media untuk pemberitaan aktivitas perempuan. Sekaligus mengangkat sosok perempuan ke permukaan. Akibatnya meski berkualitas, sosok perempuan tak pernah diketahui oleh khalayak ramai,’’ ucap Siti Rohana, salah seorang aktivis perempuan asal Kelurahan Merpoyan Damai, Pekanbaru. Ini disampaikannya saat menjadi peserta pada kegiatan Workshop Pendidikan Politik untuk Perempuan Pedesaan Kabupaten/Kota Provinsi Riau, di Hotel Ibis Pekanbaru, Rabu (2/4). Kegiatan diselenggarakan Badan Pemberdayaan dan Perlindungan Masyarakat (BPPM) Provinsi Riau, bekerjasama dengan Indonesian Society for Democracy and Peace (ISDP) Riau.

Pertanyaan bernada kritikan ini, disampaikan Siti Rohana pada sesi bahasan ‘’Perempuan dan Politik dalam Perspektif Media’’ dengan pembicara Pemimpin Redaksi Riau Pos Zulmansyah Sekedang.

Minimnya pemberitaan terhadap kalangan perempuan ini sebut Rohana, menyebabkan semakin kecilnya peluang perempuan untuk terlibat dalam dunia politik. Apalagi untuk menjadi calon legislatif melalui partai politik atau calon independen yang peluangnya dibuka melalui keanggotaan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

Menanggapi ini, Zulmansyah menyebutkan, sejauh ini keberpihakan media di Riau untuk pemberitaan terhadap kalangan perempuan sudah terbilang cukup bagus. Untuk Riau Pos misalnya, telah menyediakan sebanyak delapan halaman khusus untuk pemberitaan tentang perempuan termasuk aktivitas-aktivitas perempuan. Ini dikemas khusus dalam koran Riau Pos terbitan Ahad.

‘’Mungkin ibu-ibu saja yang tidak fokus membaca dan mencermatinya,’’ ucap Zulmansyah. Selain itu Riau Pos juga menyediakan rubrik khusus untuk kalangan remaja termasuk perempuan di halaman X-Presi. Riau Pos sehari-hari juga memberi tempat cukup baik untuk perempuan untuk diberitakan.

Menurut Zulmansyah, dalam perspektif media, saat ini kesempatan dan peluang kaum perempuan untuk ikut dan berperan dalam aktivitas politik sangat besar. Selain itu jumlah kaum perempuan lebih besar dari laki-laki. ‘’Aturan hukum yang ada saat ini juga memberikan kuota besar bagi perempuan untuk bangkit dan berdiri sama tegak dengan kaum laki-laki, terutama dalam aktivitas politik termasuk di keanggotaan legislatif,’’ katanya.***

19 Maret 2008

Riau Gelar Kuis Berhadiah

Guna mensosialisasikan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Riau membuka stand di ajang Riau Sejuta Buku Expo di Purna MTQ Pekanbaru. Jika stand lain umum berjualan buku, stand KPAID Riau hanya memamerkan buku-buku dan jurnal ilmiah yang berkaitan dengan masalah perlindungan anak. Hebatnya, stand KPAID menyediakan kuis berhadiah yang bisa diikuti oleh semua pengunjung.


Hadiah yang ditawarkan pun lumayan menarik. Ada televisi, dvd player, rice cooker, kipas angin dan lain-lain. Lembaran kuis disediakan di stand KPAID, setelah diisi juga bisa langsung dimasukkan ke kotak yang telah disediakan. ''Lewat kuis ini kita ingin menarik pengunjung sebanyak-banyaknya, sekaligus dalam rangka sosialisasi KPAID Riau maupun sosialisasi UU Perlindungan Anak,'' kata Ketua Pokja Sosialisasi dan Advokasi KPAID Riau, Zulmansyah Sekedang SSos.

Dikatakan Zulmansyah, pertanyaan kuis tersebut tak susah. Bahkan jawabannya sudah ada pada poster KPAID di lokasi expo dan pada brosur yang dibagi-bagikan kepada para pengunjung. ''Sengaja dibuat semudah mungkin karena tujuannya memang untuk sosialisasi,'' kata Zulamsyah.

Selain ikut kuis berhadiah, para pengunjung juga bisa mengetahui lebih banyak tentang KPAID maupun berbagai permasalahan yang berkaitan dengan perlindungan anak.

Bahkan, bagi masyarakat yang ingin membuat pengaduan tentang kasus-kasus yang berhubungan dengan masalah anak juga bisa dilakukan di stand ini.

Nah, bagi Anda yang belum mengunjungi Riau Sejuta Buku Expo dan belum mengikuti kuis berhadiah persembahan KPAID Riau, masih ada waktu hari ini, Selasa (4/9) yang merupakan hari terakhir expo.***