Seminar Nasional Grup Jawa Pos

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh memaparkan diskusi yang didampingi GM Riau Pos Zulmansyah.

Serahkan Piala Penghargaan

CEO Riau Pos Media Grup H Makmur SE Ak MM menyerahkan piala penghargaan zum-penghargaan.

Salam Pak Presiden

GM Riau Pos, Zulmansyah Sekedang bersalaman dengan Presiden RI Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono.

One World - One Drupa

Penulis di depan spanduk pameran percetakan terbesar di Jerman.

BERI SOUVENIR

GM Riau Pos, Zulmansyah Sekedang memberikan souvenir kepada Direktur Wi Go Indonesia, Duta Subagio saat kunjungan ke redaksi Riau Pos.

09 Mei 2008

''Bagaimana Ya, Kalau Mau Masuk Koran?''

Dari Acara Pendidikan Politik untuk Perempuan Pedesaan
Selama dua hari berturut-turut, Selasa-Rabu (7-8/5), lebih 100 orang kaum perempuan dari berbagai kecamatan di Kabupaten Pelalawan mengikuti Pendidikan Politik untuk Perempuan Pedesaan di Hotel Meranti, Pangkalankerinci. Dalam acara ini mereka diberi pembekalan soal politik, karena selama ini kaum perempuan merasa ditinggalkan oleh kaum laki-laki. Laporan Idris Ali, Pangkalan Kerinci idris-ali@riaupos.co.id

Alamat e-mail ini dilindungi dari spambot, anda harus memampukan JavaScript untuk melihatnya SALAH seorang narasumber dari acara yang diselenggarakan kerja sama ISDP-BPPM Riau tersebut adalah Zulmansyah Sekedang, Pemimpin Redaksi Riau Pos yang membawakan materi bertajuk ‘Kaum Perempuan, Bangkitlah!’.

Menurut Zulmansyah, saat ini kesempatan kaum perempuan di Indonesia, termasuk di Riau dan Pelalawan, untuk menjadi anggota legislatif lebih terbuka. Ini setelah diberlakukannya UU Pemilu dan UU Partai Politik yang mengamanatkan kuota sekurang-kurangnya 30 persen untuk kaum perempuan.

‘’Sayangnya, meski kesempatan sudah terbuka, masih banyak kaum perempuan yang belum memanfaatkan kesempatan ini. Ada yang tidak tahu, ada juga yang tidak mau,’’ jelas Zulmansyah. Bagi kaum perempuan yang tahu dan mau, lanjut Wakil Ketua KNPI Riau ini, ternyata juga tidak mudah berkompetisi dengan kaum lelaki. Salah satu sebabnya, kaum perempuan tersebut belum begitu populer dan dikenal oleh masyarakat luas.

Untuk dapat dikenal luas, lanjut Zulmansyah, dapat dilakukan dengan pencitraan diri melalui media massa. ‘’Dalam pentas politik Indonesia, pencitraan itu sangat penting. Salah satunya, ya melalui media massa,’’ jelas Zulmansyah. Beberapa peserta tampak antusias dengan ‘strategi’ pencitraan itu. ‘’Bagaimana ya, kalau mau masuk koran?’’ ungkap salah seorang peserta bertanya. Menurut Zulmansyah, tampil di media massa untuk pencitraan tidaklah sulit. Konsep media adalah mewartakan fakta dan peristiwa yang ada. Karena itu, kepada siapapun yang ingin masuk koran harus membuat fakta dan peristiwa.

‘’Ibu-ibu membuat sunatan massal saja sudah cukup fakta dan peristiwanya agar ibu-ibu bisa masuk koran. Apalagi kalau ibu-ibu berani demonstrasi memprotes kenaikan BBM misalnya, itu bisa menjadi berita besar bagi koran,’’ jelas Zulmansyah. Pencitraan itu, tegas Zulmansyah, tujuannya tentu untuk hal yang baik. ‘’Makanya ibu-ibu harus membuat kegiatan yang baik-baik, dan sedapat mungkin bermanfaat bagi orang banyak. Insya Allah, kalau itu dilakukan, pencitraan ibu-ibu di tengah masyarakat juga sangat baik,’’ ujar Zulmansyah.***