Pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan!
ITULAH salah satu kesimpulan penting dalam pertemuan pemuda Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) di Melaka, Malaysia, tahun 2005 lalu. Waktu itu, saya masih menjabat Sekretaris KNPI Riau 2004-2008 dan dipercaya memimpin delegasi pemuda Riau dalam pertemuan pemuda DMDI yang membahas ‘’Belia dalam Pembangunan’’.
Pun saat pertemuan pemuda Asia Tenggara di Singapura —dimana saya juga ikut salah satu peserta mewakili delegasi Indonesia— tetap saja dikumandangkan soal semangat pemberdayaan pemuda untuk menjadikan pemuda pemimpin di masa depan, pada segala bidang pembangunan.
Hebatnya, fakta hari ini, pemuda Indonesia —termasuk pemuda-pemudi di Riau yang usianya masih di bawah 40 tahun— ternyata telah melewati semangat ‘’Pemuda hari ini pemimpin masa depan!’’ itu. Pemuda-pemudi Riau hari ini, ternyata telah merebut masa depan mereka lebih cepat dari waktunya dan membuktikan diri mereka mampu menjadi pemimpin masa kini!
Salah satu faktanya, lihatlah pada catatan Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri). Agutus 2010, Muri mencatat bupati termuda di Indonesia berasal dari Riau, yakni Bupati Indragiri Hulu, Yopi Arianto yang dilantik menjadi bupati saat usianya masih 30 tahun, 3 bulan dan 23 hari.
Rekor itu memang akhirnya dipatahkan anak muda Indonesia lainnya bernama Mardani H Maming yang dilantik menjadi Bupati Tanah Bumbu di Kalimantan Selatan saat berusia 28 tahun dan dipatahkan lagi oleh R Mohd Makmun Ibnu Fuad yang dilantik menjabat Bupati Bangkalan, Madura di Jawa Timur saat usianya baru 26 tahun. Tapi, fakta baru sudah tertulis dalam sejarah: pemuda hari ini adalah pemimpin masa ini, bukan lagi pemimpin untuk masa depan!
Menjadi kepala daerah, tentu saja bukan itu satu-satunya ‘’alat ukur’’ anak-anak muda Riau sukses di bidang politik. Sebelumnya, ada juga pemuda Riau sudah dipercaya menjadi ketua partai politik (parpol) saat usianya masih 29 tahun, yakni HM Lukman Edy yang menjabat Ketua DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Riau. Bahkan, Lukman Edy kemudian mengharumkan nama Riau— bukan hanya nama pemuda Riau— setelah dia ditunjuk Presiden SBY menjadi menteri saat usianya masih di bawah 40 tahun.
Di bidang ekonomi, anak-anak muda Riau bagaikan kilap mutiara. Sebut satu nama, misalnya Sacharissa Kurniawan. Entrepreneur muda yang lahir di Kota Dumai ini, memang namanya kurang populer, tetapi dia telah menjadi desainer dan perancang properti terkemuka. Bukan hanya untuk Indonesia, tetapi bahkan di dunia. Beberapa properti rancangannya Sacharissa Kurniawan antara lain San Li Tun, Soho Zhong Guan Cun dan Soho Beijing Residence di Beijing-Cina, serta Leo Burnett Office, Ashley Isham Boutique dan Prologue Bookstore di Singapura.
Pada bidang seni dan entertainment, anak-anak muda Riau lainnya membuktikan diri sukses menembus pentas nasional dan eksis di masa ini dengan jutaan fans mengidolakan mereka.
Sebutlah nama Geisha Band yang digawangi Momo (vocal), Roby (gitar), Nard (bass), Dhan (keyboard), Aan (drum) serta Lyla Band yang digawangi Indra Sinaga (vokal), Fare Adinata (gitar), Dharma (keyboard), Amek Jen Aris (drum) dan Dhennis (bass). Kerja keras, kesungguhan, serta fokus pada bidang yang mereka tekuni merupakan kunci sukses anak-anak muda Riau itu.
Pada berbagai-bagai bidang lainya, pendidikan, hukum dan advokasi, olahraga serta lainnya, tapak-tapak prestasi juga telah ditorehkan anak-anak muda Riau. Sebagian prestasi anak muda Riau itu, disajikan Riau Pos hari ini dalam edisi khusus Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Edisi khusus Sumpah Pemuda ini dipersembahkan untuk menjadi ‘api inpirasi’, sehingga di kemudian hari pada masa depan semakin banyak anak-anak muda Riau yang berprestasi lebih hebat, lebih hebat dan lebih hebat lagi!***
0 komentar:
Posting Komentar