Instruktur tari Melayu massal dari Sekolah Tinggi Seni Riau (STSR) yang turun melatih ke sekolah-sekolah terpaksa dibatasi. Untuk sekolah yang mengirim peserta di bawah 200, maksimal dapat jatah hanya tiga kali latihan dari instruktur STSR. Sementara sekolah yang mengirim lebih dari 200 siswanya dapat jatah maksimal empat kali.
‘’Kita mengalami kekurangan sumber daya, dari STSR hanya ada 50 instruktur, mereka kesulitan menghadapi terlalu banyak sekolah dalam sehari. Jadi kita batasi maksimal empat kali untuk sekolah yang mengirim peserta di atas 200 siswa, sementara di bawah 200 siswa dibatasi maksima tiga kali saja,’’ ungkap H Zulmansyah Sekedang, General Manager Riau Pos, Rabu (25/9).
Namun sekolah masih tetap bisa meminta instruktur datang lebih dari tiga atau empat kali. Namun panitia menyebutkan, untuk biaya para instruktur bisa ditanggung sendiri oleh sekolah. Dengan begitu instruktur dari STSR bisa mendampingi sekolah hingga hari akhir persiapan nanti.
Bagi sekolah yang tidak mampu, Zulmansyah punya masukan untuk mengatasi hal ini. Dia mengimbau pihak sekolah benar-benar memanfaatkan para pelatih dari STSR yang datang melatih sekolah. Hendaknya, ada beberapa siswa pilihan yang harus sudah mahir pada kesempatan ketiga atau keempat pelatih STSR datang ke sekolah.
Dengan begitu, selanjutnya para siswa inilah yang menjadi role model dan pelatih bagi rekan-rekan lainnya.
‘’Selain itu kita juga sudah bagi-bagikan DVD yang sudah lengkap, ini diharapkan bisa membantu. Setidaknya kita dapat memanfaatkan sumber daya terbatas yang ada sebaik mungkin, hingga hari ‘’H’’ pelaksanaan tari Melayu massal nanti,’’ ungkap Zulmansyah.(***)
0 komentar:
Posting Komentar